Senin, 14 Juli 2014

Perlunya Pertimbangan untuk Relawan Gaza

Perlunya Pertimbangan untuk Relawan Gaza
Tri Indra Purnama


Operasi militer yang dilakukan Israel terhadap Gaza pada Selasa (8/7/2014) mendapat respon keras dari masyarakat Indonesia.  Aksi itu dianggap sebagai hal yang tidak berkeperi manusiaan. Rajutan empati tersebut begitu kuat, tak sedikit masyarakat Indonesia yang terpanggil untuk menjadi relawan.
Dukungan pun mengalir diberbagai media sosial. Mereka berbondong-bondong menggalang dana untuk Palestina. Tanda tagar seperti #PrayForPalestine, #SavePalestine, #PrayForGaza, #SaveGaza pun ramai bermunculan di media sosial.
Pelbagai Ormas Islam mengajak masyarakat untuk ikut andil langsung, tak hanya sebatas menggalang dana. Kata Jihad pun marak digunakan oleh mereka untuk merayu seseorang agar mau menjadi relawan dan berjihad ke Gaza, Palestina.
Perasaan kemanuisaan yang tinggi untuk menjadi relawan tidak disalahkan. Terlebih dengan tujuan membela kebenaran dan membantu yang lemah. Namun, apakah pilihan menjadi relawan adalah pilihan terbaik dari preferensi lain? Apakah ada syarat-syarat khusus untuk menjadi relawan yang berjihad atau sekedar keinginan saja, tanpa syarat yang ketat?
Pertimbangan Khusus
Keinginan menjadi relawan untuk berjihad di tanah Palestina tak sekedar bentuk empati, melainkan terdapat pertimbangan-pertimbangan yang harus ditempuh. Pertama, adalah kondisi dan situasi di Palestina. Penting untuk mengetahui dengan baik bagaimana situasi yang ada.
"Para relawan Indonesia hendaknya tidak berkunjung ke Gaza dalam kondisi saat ini," kata Dubes Nurfaizi di Kairo, Jumat (11/7/2014), seperti diwartakan Antaranews.com. Tambahnya, saat ini pintu perbatasan yang menghubungi Mesir dan Jalur Gaza, Rafah, ditutup oleh Badan Sandi Negara Mesir.
Himbauan di atas merupakan gambaran mengenai kondisi sebenarnya di Gaza. Menalar jauh situasi dan kondisi menjadi penting. Mempelajari medan sebuah keharusan. Tidak sekedar tekad kuat dan kemauan kuat.
Kedua, adalah mental yang kuat. Butuh keberanian dan keyakinan tinggi untuk menjadi relawan. Kita harus meyakinkan bahwa mati adalah kemungkinan tak terelakan. Relawan yang ingin berperang harus berani mati dan siap meninggalkan yang dicintai.
Ketiga, bekal pengetahuan. Megetahui situasi yang ada dan mental yang kuat belum cukup untuk menjadi mujahidin. Ada hal yang perlu disiapkan sebelum menginjakan kaki ke Gaza seperti strategi militer, fasih berbahasa Arab dan fisik yang kuat.
“Tidak mudah. Di antaranya, misal, harus fasih berbahasa Arab, tahu strategi militer perang kota, dan kuat fisik dalam gerilya di daerah yang panas-dingin itu,” kata Mohammad Adnan, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, dilansir dari nu.or.id.
Relawan harus menyiapkan bekalnya sebelum terjun dalam medan perang. Mempelajari bahasa dan budaya setempat amat perlu untuk mengantisipasi kondisi di lapangan. Strategi militer dan bekal militer adalah mutlak untuk relawan yang ingin berperang. Sama halnya ingin mengenderai sepeda motor, kita pun harus mengetahui bagaimana mengoperasikan mesin motornya.
Empati Buta
Ketiga pertimbangan di atas penting untuk dipenuhi oleh relawan yang ingin berjihad. Menjadi mujahidin tidak lah mudah. Terdapat pertimbangan ketat. Tak sembarang hanya empati buta atas nama agama.
Hal itu yang perlu ditekankan oleh masyarakat dan umat muslim khususnya. Jihad itu banyak bentuknya. Tak harus menjadi relawan perang, menggalang dana dan mendoakan rakyat Palestina pun bagian dari jihad.
Pemahaman mengenai anjuran agama harus digali luas. Diskusi dengan orang-orang yang lebih memahami agama sebelum bertindak adalah penting.
Jangan mudah terprovokasi atas isu yang tumpah ruah. Terlebih hanyut dalam kepentingan tertentu dalam kedok agama. Sumber informasi harus melalui tahapan pennyaringan. Bukan langsung diserap apa adanya.
Empati buta adalah sebuah kesesatan perasaan yang tak rasional. Lebih mengedepankan perasaan tanpa pertimbangan akal sehat. Hal tersebut dapat menjadi racun bagi diri sendir. Bukan kata jihad nantinya, melainkan teror!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar